Sabtu, 16 Agustus 2008

Kiat Belajar Sains yang Menyenangkan

Belajar sains jangan dibikin rumit. Buatlah suasana segar sehingga belajar sains itu menjadi jauh lebih menyenangkan. “Di sini masih tradisional. Waktu saya datang untuk road show, sebagian siswa langsung mengeluarkan kertas dan pulpen,” kata Claudina Milawati, policy officer of Science and technology dari Departement of Education, Science, and Training (DEST) Kedutaan Besar Australia kemarin. Padahal, lanjut dia, belajar sains tidak melulu harus mencatat rumus-rumus.

Karena itu, sejak Senin (12/3) hingga kemarin, DEST berbagi tip melalui kegiatan science road show How to Make Science Fun and Enjoyable (Bagaimana Menjadikan Sains Menyenangkan dan Bisa Dinikmati). Road show dilakukan di enam tempat (di lima sekolah dan International Village Universitas Surabaya). Pesertanya para siswa SMA kelas XI dari 14 sekolah.

Kegiatan tersebut terutama membahas materi fisika. Para siswa disuguhi berbagai macam percobaan lewat alat-alat sederhana. Misalnya, mempelajari pusat massa dengan menggunakan kentang dan garpu. “Di sekolah saya masih jarang diajari yang seperti itu,” kata Debora Deka, siswi SMA Kr Petra 5.

Belajar sains melalui aplikasi langsung dalam suasana yang segar bisa membuat para siswa lebih memahami materi. Claudina mengatakan, sebagian siswa belum terbiasa dengan cara itu.

Kegiatan hari terakhir kemarin berlangsung di International Village Universitas Surabaya. Sebanyak 36 siswa dari sembilan SMA diajak mempelajari pusat massa, konveksi panas, dan hukum Bernoulli. “Para siswa paling semangat pada percobaan Bernoulli dan pusat massa,” kata Claudina, master science communication dari Australian National University itu.

Dalam percobaan pusat massa, para siswa belajar bahwa tambahan pemberat dapat digunakan untuk menurunkan pusat massa suatu benda. Misalnya, percobaan kentang yang ditusuk dengan dua garpu. “Kentang dapat seimbang dan tidak bakal jatuh walaupun dipegang dengan telunjuk saja,” katanya.

Pada hukum Bernoulli, para siswa mempelajari cara kerja sprayer. Mereka hanya membutuhkan dua sedotan. Salah satu dimasukkan dalam gelas berisi air, yang satu lagi didekatkan pada ujung dan ditiup. “Nah, begitulah prinsip kerja sprayer,” jelas Claudina.

Dia berharap pmbelajaran sains yang menyenangkan itu dikembangkan di setiap sekolah. Road show akan dilanjutkan ke Medan dan Jakarta.
Sumber : Jawa Pos (15 Maret 2007)
Klik untuk Baca Artikel Seluruhnya
Kembali Ke Atas